Ini adalah kesan akibat tidak menjadi pendengar yang baik. Kita kerap memotong perbualan ketika anak sedang memberi penjelasan, dan akan membuat kesimpulan akhir yang biasanya akan memburukkan atau mengecewakan anak.
Padahal kesimpulan kita belum tentu benar, dan seandainya benar, cara
seperti ini akan menyakitkan hati anak kita.
Seperti contoh anak yang balik lewat. Anak terlambat balik dan hendak menjelaskan sebabnya, kita memotong ayatnya dengan ungkapan, “Sudah! jangan bagi alasan ” atau ” Ah, Papa / Mama tahu, kamu pasti menyimpang ke tempat lain kan?! “.
Jika kita melakukan kebiasaan ini terus menerus, anak akan berfikir kita adalah ibubapa yang tidak mahu memahami keadaan dan menjengkelkan. Lalu
mereka tidak ingin bercerita atau bercakap lagi, dan akibat anak akan benar-benar melakukan hal-hal yang kita tuduhkan padanya.
Anak tidak ingin mendengar nasihat kita lagi, dan pada tahap yang paling teruk, dia akan pergi ketika kita sedang berbicara padanya. Pernahkah anda mengalami hal ini?
Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Jangan pernah memotong percakapan dan membuat kesimpulan terlalu awal.Tak seorang pun yang suka bila percakapannya dipotong, apalagi ceritanya disimpulkan oleh orang lain.
Dengarkan, dengarkan, dan dengarkan sambil memberikan tanggapan positif dan bersemangat. Ada masanya kita akan diminta untuk bercakap, tentunya
setelah anak selesai dengan ceritanya. Bila anak sudah membuka soalan, “bagaimana,ibu/ayah?” Ertinya dia sudah sedia untuk mendengar pertuturan
atau komen kita.
Tips dari : http://chentazulya.blogspot.com/…/37-tabiat-ibubapa-memberi…